Archive for October, 2010


Islamic Widget

Teori – Teori Pemikiran Organisasi

Manajemen

A. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik

Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
1. Pentingnya peran manajer
2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
4. Iklim kondusif
Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.

A.1. Herrrington Emerson (1853 – 1931) :

Berpendapat bahwa penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah adanya pemborosan dan inefisinesi. Oleh karena itu ia menganjurkan :
1. Tujuan jelas
2. Kegiatan logis
3. Staf memadai
4. Disiplin kerja
5. Balas jasa yang adil
6. Laporan terpecaya
7. Urutan instruksi
8. Standar kegiatan
9. Kondisi standar
10. Operasi standar
11. Instruksi standar
12. Balas jasa insentif

A.2. Frederick W. Taylor :

Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi waktu kerja (time & motion studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.

A.3. Charles Babbage (1792 – 1871)

Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.

A.4. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 – 1924 dan 1878 – 1972) :

Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam

pekerjaan. Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan

A.5. Hennry L. Gantt (1861 – 1919) :

Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
1. Mengenal metode seleksi yang tepat.

2. Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.
3. Sistem bonus dan instruksi.

Akan tetapi Hennry menolak sistem upah differensial. Karena hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja.

.

A.6. Robert Owen (1771 – 1858)

Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.

Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.

B. Teori Organisasi Klasik

B.1. Fayol (1841 – 1925) :

Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri

atas :
1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.
2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
5. Accountancy ; kegiatan akuntansi
6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :

– Planning ; kegiatan perencanaan<>
– Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan
– Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian
– Commanding ; kegiatan pengarahann
– Controlling ;kegiatan penngawasaan

Selain hal tersebut diatas, asas-asa umum manajemen menurut Fayol

adalah :- Pembagian kerja

– Asas wewenang dan tanggungjawab<>
– Disiplin
– Kesatuan perintah
– Kesatuan arah
– Asas kepentingan umum

>

– Pemberian janji yang wajar
– Pemusatan wewenang
– Rantai berkala
– Asas keteraturan
– Asas keadilan
– Kestabilan masa jabatan
– Inisiatif
– Asas kesatuan

B.2.James D. Mooney :

Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :
a. Koordinasi
b. Prinsip skala

c. Prinsip fungsional

d. Prinsip staf

C. Teori Hubungan Antar Manusia (1930 – 1950)

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan

mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk

menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu system sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.

D. Teori Behavioral Science :

D.1. Edgar Schein

Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi. Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.

D.2. Fred Fiedler

Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.

D.3. Douglas Mc Gregor

Dengan teori X dan teori Y.

D.4. Robert Blake dan Jane Mouton

Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.

D.5. Frederich Herzberg

Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.

D.6. Rensis Likert

Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat system manajemen.

D.7. Chris Argyris

Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.

D.8. Abraham maslow

Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan

dinamika proses motivasi.

E. Teori Aliran Kuantitatif

Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah
2. Menyusun model aritmatik
3. Mendapatkan penyelesaikan dari model
4. Mengkaji model dan hasil model
5. Menetapkan pengawasan atas hasil

6. Mengadkan implementasi

Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah motede statistik

dan komputerisasi

untuk melihat kemungkinan dan peluang sebaai informasi yang dibutuhkan

pihak manajemen

PERUBAHAN & PENGEMBANGAN ORGANISASI

Perubahan

Secara umum, perubahan adalah membuat sesuatu menjadi berbeda dari keadaan sebelumnya. sesuai dengan pendapat Robbins (1996) bahwa perubahan adalah membuat sesuatu yang menjadi lain, tetapi pemahaman ini tidak dapat diterima karena perubahan harus mempunyai tujuan, yaitu terjadi perbaikan atau peningkatan (improvement) kinerja organisasi yang tidak sekedar melakukan perubahan tetapi juga menghasilkan perbaikan. Pengertian perubahan mengandung makna ke arah pencapaian tujuan dikemukakan oleh Wood, Nicholson & Findley (1979: 57) bahwa perubahan merupakan upaya terencana, sistematis dan terkendali untuk mengubah lebih dari satu aspek organisasi yakni:

(1) tugas,

(2) struktur,

(3) teknologi,

(4) cara berpikir anggota organisasi efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Oleh karena itu pengembangan organisasi bertujuan melakukan perubahan maka perubahan organisasi dapat dilakukan dengan mengubah perilaku, struktur, prosedur, tujuan atau output suatu unit dalam sebuah organisasi (Hanson, 1991). Sedangkan Jones (2004) mengemukakan perubahan organisasi sebagai proses yang mengantarkan organisasi beralih dari keadaan sekarang menuju ke keadaan yang diinginkan pada masa mendatang, dengan tujuan meningkatkan keefektifan organisasi tersebut.

Rumusan perubahan organisasi yang lebih umum dikemukakan oleh Hellieger & Slocum (dalam Winardi, 2002) yaitu perubahan organisasi yang direncanakan adalah upaya yang diintensifkan atau diarahkan untuk tujuan tertentu. Tujuan perubahan organisasi terencana (planned organizational change) adalah untuk menemukan cara baru dan dengan memperbaiki kegunakan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk menciptakan nilai dan memperbaiki hasil.

Ada beberapa aspek pokok yang perlu dicatat berkaitan dengan perubahan dalam pengembangan organisasi dalam  mengembangan sistem manajemen. Pertama, perubahan dalam organisasi dilakukan dengan sengaja, terencana dan menempuh langkah sistematis. Kedua, dalam pengembangan organisasi terjadi proses transisi, Ketiga, sebagai proses transisi. Keempat, perubahan dalam pengembangan organisasi mempunyai tujuan yang jelas. keefektifan dan akuntabilitas organisasi terhadap stakeholdersnya. Ini berarti bahwa perubahan yang dilakukan dalam organisasi tidak dapat terlepas dari upaya untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja organisasi dari keadaan masa lalu.

Pengembangan organisasi dalam sistem manajemen dapat dilakukan dengan cara mengadopsi ide, model, cara atau metode baru guna meningkatkan keefektifan organisasi (Owens, 1991). Ide, model, metoode atau cara baru yang diadopsi bisa saja berasal dari hasil analisis organisasi itu sendiri atau menerapkan pendekatan yang telah dikembangkan pihak lain.

Pengembangan Organisasi

Cummings dan Worley (2001: 2) mengemukakan definisi PO dengan penekanan yang berbeda, misalnya: definisi Burke memfokuskan perhatian pada kultur sebagai target perubahan; definisi French dikaitkan dengan usaha jangka panjang perbaikan organisasi dan penggunaan konsultan; definis Bechard & Beer ditujukan pada proses pengembangan organisasi.

Fulan, Miles dan Taylor (dalam Owens, 1991: 223) mengatakan bahwa pengembangan organisasi, disingkat PO merupakan upaya perbaikan secara sistematik, terencana dan berkelanjutan yang difokuskan pada perubahan prosedur formal dan informal, proses, norma atau struktur. Tujuan pengembangan ini bukan hanya untuk meningkatkan fungsi dan kinerja organisasi, melainkan juga untuk meningkatkan kualitas kehidupan individu anggota organisasi.

PO lebih banyak menekankan pada perubahan secara menyeluruh dan mendasar, bukan saja menyangkut cara kerja melainkan pula pada proses dan sikap memahami persoalan, membuat keputusan dan perlakukan terhadap orang dalam organisasi. Dalam praktiknya, PO mencakup sepuluh konsep yang bercirikan:

(1) tujuan PO                          (2) pembaruan sistem,                        (3) suatu pendekatan sistem,

(4) berfokus pada manusia     (5) suatu strategi pendidikan               (6) perilaku yang dialami

(7) berkaitan masalah nyata  (8) suatu strategi terencana                (9) agen perubahan

(10) melibatkan pimpinan tingkat atas (Owens, 1991).

Dalam berbagai definisi PO terdapat konsep pokok, yaitu:

(1) Perubahan dalam PO ditujukan pada strategi, struktur, tugas, teknologi dan manusia terutama perilaku individu yang membangun kultur organisasi (organizational culture)

(2) PO berkaitan dengan manajemen perubahan yang terencana (managing planned change)

(3) PO berdasarkan pada pengetahuan dan praktik ilmu perilaku (behavioral science)

(4) PO berorientasi pada peningkatna keefektifan organisasi (organization effectiveness). (Owens, 1991; Robbins, 1996; Siagian, 2000; Cumming & Worley, 2001; Sutarto, 2002; Thoha, 2002).

(5) PO memerlukan campur tangan baik internal maupun eksternal; dan

Pengertian Metode

PENGERTIAN METODE

A.1 Pengertian Metode

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Pengetahuan tentang metode mengajar sangat di butuhkan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa dan siswi belajar tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.

Metode belajar untuk membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan cara mengajar yang bercirikan terikat pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem. Di mana para anggota diskusi dengan jujur berusaha memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Dalam metode diskusi guru dapat membimbing dan mendidik siswa dan siswinya untuk hidup dengan penuh tanggung jawab. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang benar dan menolak pendapat yang salah adalah ciri dari metode demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa dan siswi aktif dapat tercapai, maka diskusi dapat menggunakan variasi model pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa. Model pembelajaran jigsaw membantu murid untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus siswa mampu menjadi nara sumber bagi satu sama yang lain.

Metode juga memiliki peran yang strategis dalam mengajar. Metode berperan sebagai rambu atau “bagaimana memproses” pembelajaran dapat berjalan baik dan sistematis. Oleh karena itu, setiap guru dituntut menguasai berbagai metode dalam memproses pembelajaran efektif, Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan sebagai teknik, yaitu pelaksanakan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan.

Metode harfiah berarti “cara”. Secara umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan sistem untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan kata “mengajar” sendiri berarti memberi pelajaran (Fathurrohman dan Sutikno, 2007; 55).

Metode itu sendiri merupakan salah satu sub system dalam sistem pembelajaran, yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Oleh karena itu, salah satu masalah yang sangat memerlukan perhatian dalam kegiatan pembelajaran adalah metode pembelajaran (learning method). Jadi metode yang digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan menkhususkan aktivitas di mana guru dan peserta didik terlibat selama proses pembelajaran berlangsung.

Metode pembelajaran implementasinya memiliki prosedur atau fase tertentu. Secara garis besar dalam satu proses interaksi belajar, metode pembelajaran dikelompokkan menjadi empat fase utama, yaitu fase pendahuluan, fase pembahasan, fase menghasilkan dan fase penurunan.

  • Fase pendahuluan; menyusun dan mempersiapkan mental set yang menguntungkan, menyenangkan guna pembahasan materi pembelajaran.
  • Fase pembahasan; melakukan kajian, pembahasan dan penelahaan terhadap materi pembelajaran.
  • Fase menghasilkan; kesimpulan berdasarkan dari seluruh hasil pembahasan yang berdasarkan pengalaman dan teori yang mendukungnya.
  • Fase penurunan dimaksudkan untuk menentukan konsentrasi peserta didik secara berangsur-angsur.

Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan sebagai teknik pembelajaran.

Pengertian Organisasi

Organisasi (Yunani: ὄργανονorganon – alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.

Dalam ilmu sosial, organisasi dipelajari dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen Kajian mengenai organisasi yang biasa disebut studi organisasi (organizational studies),perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis).

Definisi

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan) sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.

  • James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama

  • Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah

batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

  • Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih.

Sebuah organisasi terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan Visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi baik adalah organisasi yang diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai keterkait. Rasa keterkaitan, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

Partisipasi

Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.

Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.

Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Bentuk-bentuk Organisasi

Organisasi Garis

Bentuk organisasi tertua dan paling sederhana. Ciri-ciri bentuk organisasi ini adalah organisasinya masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.

Organisasi Panitia

Organisasi yang di bentuk hanya untuk sementara waktu, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.

Organisasi Garis dan Staf

Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dam mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu, tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.

Organisasi Lini dan Staf

Staf tugasnya memberi layanan dan nasihat kepada manager dalam pelaksanaan suatu kegiatan, tugas yang dilakukan, merupakan tugas-tugas pokok dari suatu organisasi atau perusahaan.

Organisasi fungsional

Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.

Pengertian Organisasi Formal dan Informal

Organisasi Formal

  • Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadr serta

dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : perseroan terbatas, sekolah, Negara, dan lain sebagainya.

Organisasi Informal

  • Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang terlibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak

Disadari. Contoh : arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, DLL.